Kita mungkin saja memakan mikroplastik dengan cara yang tak terbayangkan. Kemungkinan buruk itu terjadi jika ikan-ikan di laut memakan sampah-sampah plastik yang tergenang di lautan, dan di akhir cerita kita menyantap ikan tersebut di atas meja makan. Kemungkinan buruk kita memakan plastik lewat ikan yang tercemar tidak mungkin terjadi jika laut dan ekosistemnya bersih dan bebas sampah. Atas dasar itu, Divers Clean Action (DCA) dan Desa Laguna gandeng Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa adakan kegiatan Eco Trip to Desa Laguna dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 pada Minggu (18/2/2024) di Desa Laguna, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Melalui acara Eco-Trip ini, DCA mengajak masyarakat untuk ikut berperan langsung dalam usaha menjaga kelestarian lingkungan dengan dibalut rangkaian kegiatan yang menyenangkan.Adapun rangkaian kegiatan yang diikuti oleh sekitar 30 peserta di antaranya Beach Clean Up di Pulau Pramuka, Coral and Mangrove Planting, Island Tour: Ecofriendly Island, dan Microplastic Identification di Desa Laguna.
“Kita juga mengadakan kegiatan edukasi. Ternyata ekowisata itu memungkinkan, jadi resort di sini bisa ramah lingkungan. Dan di sisi lain kita juga mempelajari riset-riset dan juga pengalaman community development dari DCA, seperti microplastic sampling dan program lainnya,” terang Swietenia Puspa Lestari dari Divers Clean Action (DCA). Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan ditujukan untuk memulihkan kesehatan ekosistem laut yang selama ini terdegradasi akibat perubahan iklim, serta diharapkan mampu menciptakan dampak positif secara sosial dan lingkungan.
Ayu Okta salah satu public figure yang turut ikut dalam kegiatan ini mengajak agar lebih memperhatikan sampah di sekilingnya. Bahwa pengelolaan sampah yang bijak, mampu meminimalisir produksi sampah yang berlebihan dan meminimalisir menjadi sumber pencemaran lingkungan. “Aku mau mengajak Kawan Baik semua untuk tidak membuang sampah sembaranga. Tidak membuang sampah ke Sungai, ke laut. Karena dampaknya akan merusak ekosistem laut yang ada di pulau sekitarnya,” ujar Ayu Okta.
“Rasanya senang bisa belajar banyak isu-isu yang sebenarnya dekat sama kita, tapi mungkin kadang kita lupa karena kita ngerasa agak lebih jauh karena kita tinggal di darat atau di kota, tapi ternyata kayak di Jakarta sendiri 1 jam dari kita, itu tuh impact-nya kerasa banget dan itu juga punya impact ke kita juga nanti,” ucap Putra Aditya salah satu peserta kegiatan Eco Trip to Desa Laguna.
Diketahui Indonesia merupakan pencemar sampah plastik terbesar kedua di dunia setalah Cina. 3,9 juta ton sampah plastik dihasilkan setiap tahun dan 1,29 juta ton mencemari lautan. Faktor alam memecah 1,29 juta ton sampah plastik sehingga menghasilkan mikroplastik dalam jumlah besar yang kemudian tertelan oleh kehidupan laut dan akhirnya masuk ke dalam rantai makanan manusia. Aksi bersih-bersih pantai dan lainnya yang digencarkan lewat acara Eco Trip ini menjadi satu langkah nyata untuk mengakhiri pencemaran sampah plastik di lautan.
Kawan Baik, semoga dengan terselenggaranya acara Eco Trip ini mampu menciptakan ekosistem laut yang sehat dan keseimbangan alam mampu terjaga. Sehingga memberikan dampak positif untuk kehidupan manusia. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang.